Memilih Cinta-Nya

hari ini aku lagi duduk santai, setelah beberes rumah. nah, kan kalo lagi santai itu biasanya aku buka-buka social media, kali ini aku buka yang jarang banget aku buka, Facebook.

agak terenyuh dengan status salah satu seorang teman.

jujur ya, aku agak berkaca-kaca nulis tentang ini.

jadi, hari Sabtu kemaren tepatnya tanggal 17 Juni 2017, kami kehilangan salah satu teman laki-laki dari angkatan kami di kampus. calon guru Bahasa Arab. agak gemeteran sih nulisnya. begitu banyak orang yang sayang sama dia, tapi Allah lebih sayang sama dia. Begitu banyak orang yang mencintai dia, tapi Allah lebih cinta sama dia.

memang. yang bernama perpisahan pasti jika bisa memilih, maka akan memilih untuk tidak berpisah. dan perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian. yang hidup pasti akan mati.

begitu banyak rasa sakit yang ditinggalkan akibat kematian. tapi, bagaimanapun juga kita harus bisa bangkit, tegar, dan ikhlas, demi orang yang sudah meninggal.

teman kampus yang sudah pergi mendahului kami, adalah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dia punya tunangan yang juga berasal dari jurusan yang sama. 2 bulan lalu, ketika kami sedang menjalani tugas KKN, di bulan yang ke-2, kami mendapat kabar, dia masuk rumah sakit dengan penyakit Jantung. rupanya dia juga sempat sakit ketika masa PPL, tapi nge-drop banget ketika KKN. setelah aku cari tau, ternyata dia mengidap penyakit jantung udah dari kecil, penyakit turunan dari ayahnya, miris sekali, hatiku langsung yang ciut gimana gitu, sedih, masih muda loh orangnya.

2 bulan di rumah sakit umum daerah, akhirnya dia dirujuk ke salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta, untuk melakukan proses operasi Cangkok Jantung. dia di operasi pada hari Jum’at siang ba’da jum’atan. waktu itu adalah operasinya yang pertama. setelah selesai, dia mengalami masa-masa kritis. sebagai temannya, tentu kami banyak mengirim doa agar dia bisa melewati masa kritisnya.

tepat pada hari Sabtu siang, kami dapat info dari grup kampus, kalau dia dikabarkan meninggal. percaya enggak percaya sih sebenernya. detik itu juga, aku bukan keingetan sama yang meninggal. tapi aku keingetan sama tunangannya. kebetulan tunangannya mudik ke banjarmasin. banyak pikiran dalam kepalaku. saat itu mulutku dan juga temen-temen cuma bisa keluar kata “kok bisa?” itulah dua kata pertanyaan dari mulut kami.

dia dan tunangannya, sudah berpacaran kurang lebih 4 tahun, kalau tidak salah ingat, tahun kemarin mereka bertunangan, dan si cowok berencana melamar tunangannya setelah dia sehat kembali, aku tau ini dari screen shoot yang pernah diposting sama tunangannya di facebook. tapi, ternyata, Allah berkata lain. kematian lebih dulu melamar dia sebelum dia sempat melamar tunangannya. tapi, Insyaallah Allah sudah mencatat niat baikmu itu kawan.

aku kepikiran selalu sama tunangannya. gimana keadaannya? apa yang dia rasakan? pastilah kacau. terlebih posisinya di kota yang berbeda. setelah mendengar kabar itu, dia kembali ke Samarinda, untuk bertemu terakhir kali dengan kekasihnya. aku sendiri merasa sedih sekali. gimana kalau jadi tunangannya?

setelah itu, tunangannya rajin posting kenangan dia sama kekasihnya di facebook. kadang screen shoot, kadang poto, kadang juga kata-kata kerinduan. beneran terenyuh banget. yang aku tau, tunangannya ini adalah orang yang cengeng dan manja. aku gak bisa ngebayangin gimana dia bertahan untuk tegar dan ikhlas.

setiap kali baca status tunangannya di facebook, air mata mengalir sendiri, aku iba sekali. aku kasihan sama tunangannya. tapi aku salut ketika dia bilang dia mau bangkit demi memenuhi impian kekasihnya. subhanallah, semoga kelak Allah satukan kalian di Surga-Nya.

teruntuk Hamdan, walau aku gak terlalu kenal sama kamu, aku percaya kalau kamu adalah orang yang baik, aku senang kamu berniat menghalalkan Helda. aku yakin Allah sudah mencatat niat baikmu, semoga Allah satukan kalian di Surga-Nya, semoga tenang di sana ya Hamdan…

teruntuk Helda, aku lebih kenal kamu daripada Hamdan yang sabar ya, Allah sayang dan Cinta sama Hamdan, lebih besar dari rasa sayang dan cintamu pada Hamdan, ayo bangkit, jangan rapuh, kuatkan dirimu demi impian Hamdan, dan aku yakin Allah sudah siapkan yang terbaik untuk kamu, Insyaallah jika memang kalian berjodoh, tidak di dunia Insyaallah kalian dijodohkan di akhirat, yang kuat, kami mendukungmu…

biarkan jiwa memisah raga terpisah
namun Allah meridhai

biarkan cinta terputus tak ku memiliki
namun Allah meridhai

di atas sajadah ini kutulis kenangan
kumemilih cinta yang sejati
di atas sajadah ini kuucapkan salam
perpisahan untukmu di sana

“Ali Sastra – Memilih Cinta-Nya”

 

26 komentar di “Memilih Cinta-Nya

  1. So sorry to hear that. Smoga Helda ttp kuat atas kprgian Hamdan. Ttp dikuatkan. Alloh pny jlnNya sndri atas hdup klian.

    Wlau di dunia gak dprsatukan, mudah di akhirat, tp ttp slanjutnya Helda hrs nikah di dunia dg yg lain

    Disukai oleh 1 orang

  2. Innalillahi
    tentu rasanya sangat menyakitkan. saya tahu betul rasa itu. kehilanganorang-orang yang pernah ada di hati kita rasa seperti dihujam bertubu-tubi malah leb ih.

    semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. apa yang kita anggap buruk belum tentu buruk bagi Allah. percaya itu.

    semoga almarhum di bulan penuh berkah ini dipermudah langkahnya di sana, dan diterima amal baik dan dihapuskan dosa-dosanya. Biidznillah

    Disukai oleh 1 orang

  3. Keliatannya banyak ya yg peduli sama dia. I wonder if I die someday apa banyak yg sepeduli itu sama aku.

    So nuna you have to be good to others
    *ngomongsendiri

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar