Pencari Rasa Nyaman

Hai,, Assalamualaikum semuanya ^^

Maaf ya udah lama gak ada share.. 

Alhamdulillah udah hampir satu bulan neng mengajar. Kalo ditanya betah atau enggak, neng sih bakal jawab betah. 

Di tempat neng bekerja ini, lingkungannya nyaman, rekan2 guru yang lain juga pada baik dan nyaman, makanya inilah yang membuat neng merasa betah di sekolah. 

Kan disini anak-anaknya sekolah cuman setengah hari ya, walaupun begitu bagi kami para gurunya tetap harus mengikuti aturan dari pusat yaitu pulang jam 2 siang. Padahal udah nambah sih waktunya 2 jam lebih lambat dari jam pulang murid, tapi bagi neng tetep aja kurang lama bersama rekan2 yang lain. Alasannya itu tadi, karena rekan dan lingkungannya yang nyaman jadi bikin betah. 

Setiap yang bekerja sudah tentu nyari gajih ya, neng pun juga begitu, penting kan ya demi kesejahteraan hidup kita 😁 ada juga yang mati-matian kerja demi jabatan yang tinggi. Tapi bagi diri pribadi neng, ada yang lebih prioritas. Yaitu rasa nyaman tadi. Percuma kerja dengan gajih yang tinggi tapi punya musuh dan lingkungan kerjanya gak nyaman. Bikin gak betah juga. Tanya sama diri sendiri. Nyaman nggak kita bekerja dilingkungan itu? Nyaman gak sama rekan kerjanya? Ada gak istilah kubu kiri dan kanan? Ada gak rasa senioritas di sana? Itu lah beberapa pertanyaan yang sengaja neng list di awal dapat panggilan kerja ini. Dan, semua pertanyaan dan kekhawatiran itu terjawab sudah. 

Memang sih, kalau kita kerja apalagi jadi anggota baru, kita memang harus rajin nimbrung bareng sesama rekan yang lain, lebih dulu menyapa, lebih dulu mengakrabkan diri, istilah pemalu tuh dibuang jauh-jauh lah, apalagi ketika menjadi guru. Bayangin aja kalo sifat pemalu masih ada di diri kita, gimana coba nasib muridnya? Tapi tetap punya rasa malu loh ya, bukan pemalu, itu adalah dua hal yang berbeda. 

Ada juga orang yang memanfaatkan jabatan tinggi untuk semena-mena. Ada kok. Tapi, alhamdulillah di sini sih enggak. Kepala sekolahnya adalah senior neng waktu Mts, MAN, dan kuliah, cuman beda dua tahun. Dia kepala sekolah, dan neng adalah anggota baru disini. Neng dari dulu emang punya prinsip tentang rasa hormat dan saling menghargai. Walaupun teman sebaya atau teman akrab neng punya jabatan tinggi, dia bos neng anak buah, tetap aja kok neng menghormati, begitu juga dengan guru2 senior disini, mau muda atau tua berhubung punya jabatan tinggi di hormatilah dia. Dan kepala sekolahnya ini, the best banget lah, beliau sering melakukan hal2 kecil yang sopan. Neng diam2 belajar, meski jabatan tinggi tapi usia tidak bisa berdusta. Oke saat bekerja kamu adalah bos, tapi dari segi usia kamu lebih muda, so tetap di hormati dan sopan pada yang lebih tua. Itusih yang neng pelajari dari kepala sekolah. 

Dan fakta lagi, neng paling senang mendampingi kepala atau ketua. Bukan berati neng kepengen diserahin jabatan itu ya. Neng senang menemani dan belajar banyak hal tentang kepemimpinan, tapi kalo untuk disuruh jadi pemimpin neng gak mau. Banyak tanggungannya 😂 neng cuman sedia menjadi sosok pendorong dari belakang saja. Neng tidak ingin terkenal sebagai pemimpin, tapi neng ingin menjadi sosok motivator dan inspirator. 

Terkadang, dalam mencari rasa nyaman itu sendiri. Kita nggak bisa selalu menampilkan sifat “aku” terlebih ketika kita berbicara kepada orang lain. Etika dalam komunikasi kita harus kuasai. Banyak banget manusia-manusia di dunia yang si A ngomong si B ngomong juga, barengan jadi kadang si C salah paham, kalo udah gini siapa yg repot? Semuanya toh? Maka dari itu, meski kita paham diri kita adalah sosok yang cerewet atau bawel, tetap kita harus tau bagaimana menempatkan diri kita, ketika orang lain berbicara maka dengarkan, ketika diminta berpendapat, berpendapatlah senatural mungkin, jangan berpendapat yang menunjukkan kamu lebih ke A ketimbang B, nanti ada yang tersinggung bahaya. Berpendapat yang sesuai dengan hati dan logika kamu aja, jangan juga mendramatisir jauh dari kenyataan. Belajar menghargai ketika orang lain sedang berdiri di depan atau berbicara. Karena pada kodratnya enggak mustahil kok manusia ini menginginkan timbal balik. 

Dalam bekerja ataupun saat kuliah lalu, neng selalu menanamkan prinsip ini “perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan” kalau kita menanamkan prinsip ini dan melakukannya juga, insyaallah rasa nyaman akan selalu kita peroleh. 

Sekian dulu ya, oya ketika kalian bekerja mana yang lebih kalian prioritaskan, rasa nyaman atau gajih? Komen di bawah ya… Bye ^^

6 komentar di “Pencari Rasa Nyaman

Tinggalkan komentar